A.
Pengertian
Arrester
petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system
tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini
berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi
surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.
Berhubung
dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan system 50 Hz untuk waktu
yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami
kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk
jalan yang mudah untuk dilalui oleh kilat atau petir, sehingga tidak timbul
tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.
Selain
melindungi perlatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih
external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan
lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci
dalam koordinasi isolasi suatu system tenagan listrik. Bila surja dating ke
gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi
tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :
1. Tegangan percikan (sparkover
voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge voltage), yaitu tegangan pada
terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan
isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (gap
breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangan
sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop).
Jatuh tegangan
pada arrester = I x R
Dimana
I = Arus
maksimal (A)
R = Tahanan
arrester (Ohm)
2.
Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat berkeja terus seperti
semula. Batas dari tegangan system dimana
arus susualn ini masih mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.
B.
Macam – macam arrester
Arrester prinsipnya terdiri dari dua
jenis yaitu :
1. Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung
Pada prinsipnya terdiri dari sela
percik yang berada dalam tabung serat dan sele percik yang berada di luar di
udara atau disebut juga sela seri.
Bila
ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester kedua sela percik,
yang diluar dan yang berada di dalam tabung serat, tembus seketika dan
membentuk jalan penghantar dalam bentuk busur api. Jadi arrester menjadi
konduktor dengan impedansi rendah dan melakukan surja arus dan arus daya system
bersama – sama. Panas yang timbul karena mengalirnya arus petir menguapkan
sedikit bahan tabung serat, sehingga gas yang ditimbulkannya menyembur pada api
dan mematikannya pada waktu arus susulan melewati titik nolnya.
Arus
susulan dalam arrester jenis ini dapat mencapai harga yang lebih tinggi sekali
tetapi lamanya tidak lebih dari 1 (satu) atau 2 (dua) gelombang, dan biasanya
kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan. Arrester jenis
ekspulsi ini mempunyai karakteristik volt – waktu yang lebih baik dari sela
batang dan dapat memutuskan arus sususlan.
Tetapi
tegangan percik impulsnya lebih tinggi dari arrester jenis katup. Tambahan lagi
kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari tingkat arus hubung
singkat dari system pada titik dimana arrester itu dipasang. Dengan demikian
perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak memadai untuk
perlindungan transformator daya, kecuali untuk system distribusi. Arrester
jenis ini banyak juga digunakan pada saluran transmisi untuk membatasi besar
surja yang memasuki gardu induk. Dalam penggunaan yang terakhir ini arrester
jenis ini sering disebut sebagai tabung pelindung.
2. Arrester jenis katup
Arrester
jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang terhubung
dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.
Tegangan
frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila
sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tersebut
menjadi penghantar. Sela seri itu tidak bias memutuskan arus susulan. Dalam hal
ini dibantu oleh tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil
untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar
terlihat pada karakteristik volt ampere.
Arrester jenis
katup ini dibagi menjadi dalam empat jenis yaitu :
1. Arrester katup jenis gardu (station)
2. Arrester katup jenis saluran
(intermediate)
3. Arrester katup jenis gardu untuk
mesin – mesin
4. Arrester katup jenis distribusi
untuk mesin – mesin (distribution)
2.1. Arrester
katup jenis gardu
Arrester
jenis gardu ini adalah jenis yang paling efisien dan juga paling mahal.
Perkataan gardu disini berhubungan dengan pemakaiannya secara umum pada gardu
induksi besar. Umumnya dipakai untuk melindungi alat – alat yang mahal pada
rangkaian – rangkaian mulai dari 2400 volt sampai 287 kV dan tlebih tinggi.
2.2. Arretsr
katup jenis saluran
Arrester
katup jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata saluran
disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti arrester jenis gardu,
arrester jenis saluran ini dipakai untuk melindungi transformator dan pemutus
daya serta dipakai pada system tegangan 15 kV sampai 69 kV.
2.3. Arrester
katup jenis gardu untuk mesin – mesin
Arrester
jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin – mesin berputar. Pemakaiannya
untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.
2.4. Arrester
katup jenis distribusi untuk mesin – mesin
Arrester
jenis distribusi ini khusus melindungi mesin – mesin berputar seperti diatas
dan juga melindungi transformator dengan pendingin udara tanpa minyak. Arrester
jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.
C.
Karakteristik Arrester
Oleh
karena arrester dpakai untuk melindungi peralatan system tenaga listrik maka
perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik
didalam pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar yang penting
dalam pemakaiannya yaitu :
1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak
boleh dilampaui
2. Ia mempunyai karakteristik yang
dibatasi oleh tegangan ( voltage limiting) bila dilalui oleh berbagai macam
arus petir.
3. Batas termis
Sebagaimana
diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan yang mempunyai
tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh dikenakan tegangan
yang melebihi rating ini, maka didalam keadaan normal maupun dalam keadaan
abnormal. Oleh karena itu menjalankan fungsinya ia menanggung tegangan system
normal dan tegangan lebih transiens c/s. karakteristik pembatasan tegangan
impuls dari arrester adalah harga yang dapat ditahan oleh terminal ketika
melewatkan arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat baik
sebelum arus mengalir maupum mulai bekerja. Untuk batas termis ialah kemampuan
untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau terjadi berulang –
ulang tanpa menaikkan suhunya. Meskipun kemampuan arrester untuk menyalurkan
arus sudah mencapai 65000 – 100.000 ampere, tetapi kemampuannya untuk
melewatkan surja hunbung terutama bila saluran menjadi panjang dan berisi
tenaga besar yang masih rendah.
Maka
agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu
system perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.
Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah (saturated
ground fault)
b.
Dapat memutuskan arus susulan
c.
Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan
percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.
D.
Pemilihan arrester
Dalam
memilih arrester yang sesuai untuk keperluan tertentu, beberapa factor harus
diperhatikan, yaitu :
1.
Kebutuhan
perlindungan : ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat yang harus
dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.
2.
Tegangan
system : ialah tegangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan arrester
3.
Arus
hubung singkat system : ini hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi.
4.
Jenis
arrester : apakah arrester jenis gardu, jenis saluran, atau jenis distribusi.
5.
Factor
kondisi luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih di atas
permukaan laut), temperatur dan kelembaban yang tinggi serta pengotoran.
6.
Faktor
ekonomi : faktor ekonomi ialah perbandingan antara ongkos pemeliharaan dan
kerusakan bila tidak ada arrester, atau dipasang arrester yang lebih rendah
mutunya.
Untuk
tegangan 69 kV dan lebih tinggi dipakai jenis gardu, sedangkan untuk tegangan
23 kV sampai 69 kV salah satu jenis di atas dapat dipakai, tergantung pada segi
ekonomisnya.
0 komentar:
Posting Komentar