UVTron atauHamamatsu
R2868 Flame (UV) Detector adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi keberadaan api bahkan rokok yang sedang terbakar. Sensor ini sangat
tepat digunakan untuk mendeteksi adanya percikan api, lilin dan sesuatu yang
terbakar sampai dengan radius 5 meter. Karena aplikasinya yang sederhana dan
mudah maka sensor ini sering dipakai untuk mendeteksi keberadaan lilin padaFire Fighting Robot. Modul
ini diprioritaskan untuk menjelaskan pemakaian UVTron pada robot.
UVTron hanya sebuah sensor berbentuk tabung
yang terdiri dari dua kaki (bulb)
anode dan katode. Untuk dapat menggunakannya, dibutuhkan driver UVTron yaituUVTron C3704Driving Circuit. Biasanya
antara sensor dan driver dapat dibeli terpisah.
·
Pemasangan
Sensor dan Driver
Kaki-kaki UVTron harus terhubung pada
driver-nya, dapat disolder langsung, memakai header, ataupun diperpanjang.
Perlu diperhatikan, pilihan-pilihan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, untuk itu harus disesuiakan dengan kebutuhan. Secara teori,
pemasangan yang paling efektif adalah langsung disolder karena tidak ada
rugi-rugi oleh kabel ekstensi ataupun header (yang cukup berpengaruh pada
akuisisi data oleh driver). Akan tetapi, secara aplikasi pilihan pemasangan
langsung kurang tepat karena sulit dalam pemasangannya pada robot. Karena
biasanya sensor harus diletakkan sedemikian rupa sehingga paling mudah mendeteksi
api, sedangkan driver diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
terlihat ataupun tergabung dengan driver-driver robot lainnya. Perpanjangan
kabel yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 5 cm.
Untuk pemasangan, sambungkan kutub katode sensor
(kaki yang lebih pendek) pada lubang di driver yang ditandai dengan huruf K.
Sementara itu sambungkan kutub anode sensor (kaki yang lebih panjang) pada
lubang di driver yang ditandai dengan huruf A. Hati-hati dalam menyolder karena
driver sangat rentan.
Input Tegangan
Gambar 1. Pin I/O dan regulator driver
Pada driver sudah terdapat regulator 7805
sehingga jika kita memiliki sumber tegangan 10-30Vdc kita cukup
menghubungkannya dengan pin untuk ground dan pin + untuk tegangan 10-30 Vdc.
Ada kalanya kita tidak membutuhkan regulator
yang terdapat pada driver karena sumber tegangan yang kita miliki sudah 5Vdc
teregulasi, untuk itu kita harus menghubungkan tegangan 5Vdc teregulasi
tersebut dengan kutub O yang paling kanan pada IC 7805 atau dengan men-jumper
kutub + dengan kutub O, tidak masalah dengan IC-nya. Garis IC yang putus-putus
menandakan jika kita tidak ingin memakai regulator di driver.
Mendapatkan Output
Sensor UVTron tidak membutuhkan sinyal input,
sensor ini langsung mengeluarkan output jika dideteksi keberadaan api. Pada
gambar 1 terdapat pin dengan kode 1, 2, dan 3. Pin-pin tersebut adalah pin
untuk memperoleh output.
Pin 1 : Output CMOS active high, akan
memberikan tegangan 5V jika terdeteksi adanya api
Pin 2 : Output CMOS active low, merupakan pin
1 yang terinvert
Pin 3 : Open collector transistor output, pin
ini membutuhkan resistor pullup (pin ini jarang digunakan)
Perlu diketahui, output yang dikeluarkan
adalah sinyal kotak dengan frekuensi yang bergantung pada kapasitor yang
digunakan pada driver. Pemilihan kapasitor driver harus disesuaikan dengan
kebutuhan, jika kita ingin mendapatkan output dengan sampling yang lebih cepat
maka gunakan kapasitor dengan kapasitansi yang lebih kecil (biasanya 0.01 F),
sebaliknya jika ingin sampling yang lebih lambat gunakan kapasitansi kapasitor
yang lebih besar (misal 1 F). Biasanya nilai kapasitansi 0.01 F memiliki
periode sampling 0.01s begitupun untuk 1 F memiliki periode sampling 1s
(sekitar segitulah).
·
Penyesuaian
Kondisi Lingkungan
Adakalanya output yang diperoleh tidak
sesensitif output yang biasanya diperoleh, hal ini bisa disebabkan oleh jumper
yang digunakan. Ubah-ubah posisi jumper blocks dengan tanda 3, 5, 7 dan 9 untuk
mendapatkan sensitifitas sensor terhadap lingkungan sehingga didapatkan output
yang tepat. Default detting dari jumper ini adalah 3.
Karakteristik sensor
Gambar 2. Karakteristik wilayah deteksi
sensor
UVTron memiliki wilayah deteksi yang luas,
hampir seperti bola dari depan sensor, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
2. Jika kita ingin membatasi cakupan ini menjadi lebih sempit dapat dibuat
selubung UVTron, tetapi perlu diperhatikan beberapa kasus berikut.
Gambar 3. Contoh menyelubungi UVTron
Jika ingin membatasi wilayah area yang
ditujukan untuk scaning, maka sebaiknya pilih selubung dengan cara (b), karena
dengan selubung ini akan diperoleh posisi sudut api yang paling spesifik.
Pengujian Sensor
Sensor ini adalah sensor yang mudah digunakan
dan juga pengujiannya. Untuk menguji apakah sensor berfungsi dengan baik atau
tidak ikuti langkah berikut:
1. Rangkai
UVTron dan driver dengan tepat, beri sumber tegangan pada posisi yang tepat
(apakah input sudah teregulasi atau belum)
2. Cek
output pin 1 atau 2 dengan multimeter, gunakan multimeter analog agar lebih
mudah melihat defleksi jarum akibat adanya output (probe merah output dan hitam
untuk ground).
3. Dekatkan
sensor dengan sumber api (misal lilin), kemudian perhatikan defleksi jarum
multimeter.
4. Halangi
sensor dengan sumber api, dan lihat perbedaan multimeter antara adanya api dan
tidak ada api.
5. Jika
jarum multimeter bergerak-gerak saat ada api dan diam saat tidak ada api maka
sensor berfungsi dengan baik
Perlu diperhatikan bahwa keluaran UVTron pin
1 atau 2 adalah tegangan logic, multimeter tidak selalu berdefleksi
menghasilkan bacaan 5V dan 0V bergantian karena yang terbaca oleh multimeter
adalah tegangan efektifnya sehingga bergantung pada periode sampling, atau dari
kapasitor yang digunakan. Tidak masalah apakah jarum berdefleksi kecil atau
sampai 5V, karena yang terpenting adalah adanya efek antara ada dan tidak
adanya api. Untuk melihat output lebih jelas (5V dan 0V yang bergantian)
gunakan osiloskop.
·
Troubleshooting
Jika pengujian sensor tidak didapati hasil
yang diinginkan:
1. Periksa
semua hubungan kabel dan jumper antara UVTron dengan driver, driver dengan
sumber, header I/O driver dengan regulator, kemudian periksa outputnya.
2. Periksa
kapasitor yang digunakan, coba mulai dari tanpa kapasitor dan dengan kapasitor
1 F, kapasitansi lebih besar akan menghasilkan periode sampling yang lebih
lama, kemudian periksa outputnya.
3. Periksa
jumper sensitivitas driver, coba semua tanda 3, 5, 7 dan 9, kemudian periksa
outputnya.
4. Ganti
sensor uji dengan sensor lain yang sebelumnya sudah bisa dicoba. Jika output
didapatkan dengan baik maka berarti sensor uji kemungkinan rusak dan driver
masih dalam keadaan baik.
5. Gunakan
sensor uji pada driver lain yang sebelumnya sudah bisa dicoba (ganti driver
uji). Jika output didapatkan dengan baik maka berarti driver uji kemungkinan
rusak dan sensor masih dalam keadaan yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar